Komet Antarbintang 3I/ATLAS Menunjukkan Potensi Pergeseran Warna – Pesona Ketiga Kalinya?

41

Pengamatan menunjukkan bahwa komet antarbintang 3I/ATLAS mungkin menunjukkan warna kebiruan, menandai ketiga kalinya para ilmuwan mencatat potensi perubahan warna pada pengunjung yang tidak biasa ini. Meskipun perubahan warna sebelumnya hanya bersifat sementara, perkembangan terbaru ini memerlukan pemantauan terus menerus saat komet muncul dari balik matahari.

Penjelajah Antarbintang yang Unik

3I/ATLAS, objek antarbintang ketiga yang diketahui mengunjungi tata surya kita, menghadirkan peluang menarik untuk mempelajari materi dari luar bintang kita. Ditemukan pada awal Juli, komet ini melaju dengan kecepatan lebih dari 130.000 mph (210.000 km/jam) dan berpotensi menjadi salah satu komet tertua yang pernah diamati. Para peneliti percaya bahwa ia dikeluarkan dari sistem asalnya, yang terletak di tepi Bima Sakti, miliaran tahun yang lalu—mungkin lebih dari 7 miliar—dan sejak itu melayang melalui ruang antarbintang.

Lintasan Komet Saat Ini dan Kecerahan Terkini

Setelah melakukan pendekatan jarak dekat ke Mars pada bulan Oktober, 3I/ATLAS menghabiskan waktu berminggu-minggu di sisi terjauh Matahari, yang secara efektif tersembunyi dari teleskop berbasis Bumi. Namun, kini hal itu kembali terlihat. Komet tersebut mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada tanggal 29 Oktober, mencapai jarak 130 juta mil (210 juta kilometer) – sekitar 1,4 kali lebih jauh dari Matahari dibandingkan Bumi. Tepat sebelum titik ini, para peneliti yang menganalisis data dari pesawat ruang angkasa yang mampu mengamati komet tersebut mengungkapkan peristiwa pencerahan yang signifikan – peristiwa yang tidak dapat sepenuhnya dikaitkan dengan kedekatannya dengan Matahari.

Lebih jauh lagi, analisis yang sama menunjukkan bahwa komet tersebut kini tampak “lebih biru daripada matahari”, sebuah pengamatan yang mengejutkan karena warna biru ini belum pernah terlihat sebelumnya. Para ilmuwan menduga perubahan warna ini disebabkan oleh kebocoran gas tertentu, seperti karbon monoksida atau amonia, dari permukaan komet. Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini belum melalui tinjauan sejawat, dan observasi independen masih diperlukan untuk mengonfirmasi warna biru.

Sejarah Perubahan Warna

Rona biru terbaru ini mengikuti pola variasi warna untuk 3I/ATLAS. Pengamatan awal pada bulan Juli menunjukkan warna merah, kemungkinan besar disebabkan oleh lonjakan debu yang dilepaskan dari permukaan komet. Pada bulan September, komet tersebut sempat tampak hijau, kemungkinan karena adanya dikarbon atau sianida dalam komanya.

Namun, perubahan warna sebelumnya hanya bersifat sementara, dan alasan di balik perubahan warna ini masih belum jelas. Apakah warna biru baru ini akan bertahan saat ini masih belum diketahui dan bergantung pada pengamatan di masa depan.

Mengamati Komet – dan Apa yang Diharapkan

Selama beberapa minggu mendatang, 3I/ATLAS akan semakin terlihat oleh pengamat di Belahan Bumi Utara saat bergerak ke utara melintasi langit malam. Meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang, teleskop atau teropong diperlukan untuk melihatnya sekilas.

Komet tersebut akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 19 Desember, pada jarak 168 juta mil (270 juta kilometer) — kira-kira 1,8 kali jarak Bumi-Matahari. Antara sekarang dan nanti, para ilmuwan akan dapat melakukan studi yang lebih rinci. Selain itu, dua pesawat ruang angkasa Badan Antariksa Eropa (ESA) diperkirakan akan melewati ekor panjang komet tersebut sebelum meninggalkan tata surya kita.

Ciri-ciri Tidak Biasa dan Penelitian yang Sedang Berlangsung

3I/ATLAS telah menampilkan beberapa fitur menarik sejak penemuannya, termasuk karbon dioksida yang melimpah, tingkat kebocoran air yang tinggi, dan “anti-ekor” yang membingungkan. Para peneliti berteori bahwa cangkang esnya mungkin telah berubah akibat paparan sinar kosmik selama miliaran tahun, sehingga mempersulit upaya untuk melacak asal-usulnya. Studi lebih lanjut sangat penting untuk memahami komposisi komet dan bagaimana hal itu dapat menjelaskan pembentukan planet di sistem bintang lain.

Kesimpulannya, perubahan warna intermiten yang diamati pada komet antarbintang 3I/ATLAS menyoroti kompleksitas benda langit dan tantangan dalam mempelajarinya. Pengamatan dan analisis yang berkelanjutan menjanjikan untuk mengungkap lebih banyak tentang pengunjung yang tidak biasa ini dan perjalanannya melalui tata surya kita, sehingga berpotensi membuka wawasan baru tentang alam semesta di luar alam semesta yang kita miliki.