Air Purba Sudah Ada Sebelum Matahari Kita, Bukti Baru Menyarankan

11

Penemuan astronomi baru-baru ini menunjukkan kemungkinan yang mengejutkan: air yang memenuhi lautan di bumi, dan bahkan air yang kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari, mungkin jauh lebih tua daripada matahari kita. Sebuah tim peneliti internasional telah menemukan bukti langsung yang mendukung konsep ini, yang secara dramatis mengubah pemahaman kita tentang bagaimana air, dan kemungkinan bahan-bahan untuk kehidupan, didistribusikan ke seluruh kosmos.

Deteksi Air Purba yang Belum Pernah Ada Sebelumnya

Temuan ini berasal dari pengamatan yang dilakukan menggunakan Atacama Large Millimeter Array (ALMA), sebuah teleskop canggih yang berlokasi di Chile. Para astronom mendeteksi bentuk langka “air berat” – khususnya air deuterasi ganda – di sistem bintang muda bernama V883 Orionis, yang terletak sekitar 1.300 tahun cahaya. Bentuk air ini mengandung dua atom deuterium, isotop hidrogen yang lebih berat.

Deteksi ini sangat penting karena memberikan bukti langsung pertama bahwa molekul air mampu bertahan dalam perjalanan antarbintang yang panjang dan penuh gejolak. Air yang diamati dalam piringan pembentuk planet V883 Orionis diperkirakan jauh lebih tua daripada bintang di pusat sistem, dan sudah ada di dalam awan molekul jauh sebelum bintang itu sendiri lahir.

Implikasinya bagi Tata Surya Kita

Penemuan ini memiliki implikasi besar bagi tata surya kita. Para peneliti berpendapat bahwa sebagian besar air yang ditemukan di Bumi, dan di dalam komet serta benda-benda es lainnya, mungkin berasal dari es purba – sisa-sisa awan molekuler yang ada miliaran tahun sebelum matahari kita terbentuk.

“Deteksi kami secara pasti menunjukkan bahwa air yang diamati dalam piringan ini lebih tua dari bintang pusat dan muncul pada tahap paling awal pembentukan bintang dan planet,” jelas Margot Leemker, penulis utama studi dari Universitas Milan. “Ini mewakili kemajuan besar dalam memahami bagaimana air ini sampai ke tata surya kita, dan berpotensi ke Bumi, melalui proses serupa.”

Warisan Kosmik Air dan Potensi Kehidupan

Jika air terbukti cukup tangguh untuk bertahan dalam setiap tahap perkembangan bintang dan planet, hal ini menunjukkan bahwa bahan dasar kehidupan tidak hanya dihasilkan oleh bintang. Sebaliknya, hal tersebut dapat diwarisi dari wilayah ruang antar bintang yang luas dan dingin. Ide ini menghubungkan keberadaan air—dan kemungkinan adanya kehidupan—di seluruh alam semesta.

Bagaimana Ilmuwan Menentukan Usia Air

Temuan tim bergantung pada pengukuran air deuterasi ganda. Jika molekul air terus-menerus dihancurkan dan dibentuk kembali di dalam piringan, tingkat bentuk langka ini akan jauh lebih rendah. Namun, pengamatan tersebut mengungkapkan adanya konsentrasi air deuterasi ganda yang tinggi, mirip dengan apa yang ditemukan pada bintang-bintang muda yang sedang berkembang dan bahkan di dalam komet di tata surya kita. Hal ini menunjukkan bahwa es di dalam piringan tersebut “diwarisi” dari awan antarbintang kuno, bukan yang baru terbentuk.

Dua Teori tentang Air di Bumi

Para ilmuwan telah lama memperdebatkan asal usul air di bumi. Sebuah teori menyatakan bahwa planet kita melepaskan gas sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, yang pada akhirnya membentuk atmosfer dan memungkinkan hujan turun, terakumulasi ke lautan. Namun, banyak ilmuwan percaya bahwa sebagian besar air di Bumi dihasilkan melalui tabrakan dengan komet dan asteroid es – atau kombinasi keduanya. Penemuan baru-baru ini semakin memperkuat teori “pengiriman kosmik”.

“Sampai saat ini, kami tidak yakin apakah air yang ditemukan di komet dan planet terbentuk segar di piringan muda seperti V883 Ori, atau berasal dari awan antarbintang kuno,” kata John Tobin, salah satu penulis dari National Science Foundation. Penelitian ini memberikan bukti kuat yang mendukung hal terakhir.

Kesimpulannya, deteksi air purba yang mengalami deuterasi ganda pada sistem V883 Orionis memberikan gambaran menarik tentang asal usul air—dan kemungkinan adanya kehidupan—di alam semesta. Hal ini memperkuat gagasan bahwa unsur-unsur penyusun dunia kita mungkin diwarisi dari ruang angkasa yang dingin dan luas, jauh sebelum matahari kita ada. Penemuan ini mendorong penilaian ulang tentang bagaimana air didistribusikan ke seluruh kosmos dan kemungkinan bahwa bahan-bahan dasar kehidupan mungkin tersebar jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.